Sabtu, 14 April 2012

Pasar Modal




Pasar Modal menyediakan fasilitas untuk menanam dana atau mendapatkan modal untuk investasi jangka panjang. Alasan utama orang memilih meminjam dana jangka panjang adalah untuk mengurangi resiko naiknya tingkat suku bunga sebelum ia melunasi utang tersebut, Namun pengurangan resiko itu justru menimbulkan beban biaya karena tingkat suku bunga jangka panjang kebanyakan lebih tinggi dari tingkat bunga jangka pendek (Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial, 2006)

Pelaku utama pasar modal adalah pemerintah dan perusahaan. Pemerintah biasanya menerbitkan promes jangka panjang dan obligasi untuk memperoleh dan pembangunan, mislanya jalan dan lain-lain fasilitas umum. Perusahaan menerbitkan saham dan obligasi untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.

Pembeli sekuritas yang terbesar adalah perorangan dan rumah tangga, seringkali orang dan rumah tangga menyimpan dananya dalam berbagai financial dan kemudian biasanya dana itulah yang dipergunakan untuk membeli instrument pasar modal seperti obligasi dan saham melau=lui Bursa Efek Jakarta.

Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun insttitusa pemerintah melalui perdagangan instrument dengan jangka panjang seperti obligasi saham dan lainnya (Rusdin, 2008) Instrumen Pasar Modal:  a) Saham, b) Obilgasi dan Obligasi Konversi, c) Produk Derivatif ( Right Isssue, Waran, Kontrak Berjangka Indek Saham/KBIS, Efek beragun asset), dan d) Reksa Dana.
Pasar modal yang dalam dan luas mempermudah penggalangan dana, dengan cara menawarkan instrumen dan saluran tambahan untuk penempatan dana bagi investor perorangan maupun lembaga dengan tingkat pengembalian yang lebih menarik dari yang tersedia untuk simpanan di bank. Di samping itu pula, pasar modal yang luas dan dalam meningkatkan akses ke pembiayaan bagi perusahaan dan perorangan yang lebih banyak, di mana persaingan juga membuat akses seperti itu lebih terjangkau. Pasar uang yang maju juga mampu mengurangi volatilitas, distorsi dan risiko dengan cara beroperasi dalam suasana yang transparan, kompetitif dan ditandai dengan adanya kisaran produk dan layanan yang beraneka ragam, termasuk instrumen derivatif yang memungkinkan pengelolaan risiko secara efektif.

Makin tersedianya pendanaan dan lebih efisiennya alokasi modal untuk investasi sektor swasta yang produktif memberikan manfaat bagi seluruh perekonomian, terutama bagi Koperasi yang seringkali menghadapi keterbatasan pilihan pendanaan yang efektif. Pertumbuhan volume kredit swasta dan kapitalisasi pasar modal sebagai persen PDB telah konsisten dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita. Oleh karena itu, berfungsinya sistem keuangan layanan lengkap secara efektif sangatlah penting bagi pembangunan ekonomi dan kemakmuran masyarakat. (Membuka Potensi Sumber Daya Keuangan Dalam Negeri Indonesia: Peran Lembaga Keuangan Non-Bank The World Bank).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar